Bos BI Blak-blakan 5 Ancaman Ini Hantui Ekonomi RI & Global

 

Bengkulu, CNBC Indonesia – Gubernur Bank Indonesia (BI) sekaligus Ketua Umum Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Perry Warjiyo mengungkapkan bahwa ada lima ancaman yang menghantui ekonomi global dan nasional ke depannya. Pertama adalah perubahan siklus ekonomi dan siklus keuangan yang semakin cepat dan berisiko dari kerentanan.

Kemudian adanya perubahan peta penguasa ekonomi dari Eropa yang bergeser ke China, India serta Indonesia sehingga perlu diantisipasi dalam kebijakan perdagangan dan investasi. Selanjutnya perubahan demografi yang makin tinggi serta peran milenial sebagai sumber pertumbuhan ekonomi serta berbagai kegiatan ekonomi, misalnya pertumbuhan ekonomi yang didukung jasa perdagangan eceran dan UMKM.

“Selanjutnya digitalisasi tidak hanya mempercepat pemulihan pandemi dan kita harus perluas untuk mendukung pertumbuhan ekonomi kita serta kelima dorongan untuk ekonomi hijau perlu didukung dengan baik,” ungkap Perry dalam konferensi pers sidang pleno ISEI XXIII dan Seminar Nasional ISEI 2023 di Bengkulu, Jumat (15/9/2023).

Karena itu, ISEI mendorong beberapa hal misalnya sinergi kebijakan BI dengan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) dalam menjaga kondisi makro, sinergi ini sangat kuat dan menyelamatkan Indonesia dari krisis. Artinya sinergi pemerintah, BI dan KSSK perlu diperkuat.

Kemudian perlu dorongan hilirisasi, artinya bukan hanya pertambangan tapi juga perikanan, pertanian hingga perkebunan untuk mendorong nilai tambah dengan mendukung pertumbuhan ekonomi dan mendorong lapangan kerja. Prosesnya diperlukan langkah kebijakan antara lain barang tambang tidak boleh ekspor dalam barang mentah, begitu juga hilirisasi pertanian, perikanan serta perkebunan juga perlu diperkuat.

“Selanjutnya akselerasi ekonomi digital dan keuangan, bukan hanya QRIS, marketplace tapi ke depan antisipasi semakin cepat penggunaan AI dalam proses keuangan, jadi perlu rumusan kebijakan yang perlu didorong serta untuk mendorong ekonomi hijau dalam daya saing produktivitas dan perdagangan karbon sehingga semakin ramah lingkungan,” sebut Perry.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *